Gubernur Lampung M. Ridho Ficardo menjadi narasumber dalam Seminar Nasional tentang Pemanfaatan Teknologi Informasi, Elektronifikasi dan Komunikasi, di Auditorium Bank Indonesia Bandar Lampung. Jumat 22 April 2016. Foto Dok Humas Pemprov Lampung |
BANDARLAMPUNG,-Gubernur Lampung M. Ridho Ficardo menjadi narasumber dalam
Seminar Nasional tentang Pemanfaatan Teknologi Informasi,
Elektronifikasi dan Komunikasi dalam Meningkatkan Daya Saing Indonesia,
di Auditorium Bank Indonesia Bandar Lampung. Jumat (22/4).
Acara dihadiri
pula Menteri Komunikasi dan Informatika RI Rudiantara dan Direktur
Eksekutif Departemen Regional I - Bank Indonesia Dian Ediana Rae.
Dijelaskan Karo Humas dan Protokol Bayana, dalam Makalah
berjudul “Strategi dan Kebijakan Pemerintah Dalam Pelaksanaan
Undang-Undang Desa Tentang Teknologi Informasi dan Komunikasi” Gubernur
menyampaikan Program Provinsi yang bersifat Khusus yakni Gerbang Desa
Saburai.
"Tahun 2016 untuk 100 Desa dengan Kategori desa tertinggal,
tiap desa mendapat Rp 300 Juta. Sudah dilaksanakan sejak tahun 2015
sampai dengan 2018, guna membangun infrastruktur desa dan di tahun 2017
direncanakan 230 desa," jelasnya.
Adapun bantuan Keuangan bersifat umum diberikan pada 2435 desa berupa bantuan Peningkatan administrasi desa. Masing-masing desa menerima Rp. 6 Juta per desa.
"Tercatat Indek Kemajuan Desa (IKD) pada tahun 2015 yaitu
Desa Maju : 391 Desa, Desa Berkembang : 1.052 Desa, Desa Kurang
Berkembang : 819 Desa dan Desa Tertinggal : 378 Desa. Untuk tahun 2017
Pemerintah Provinsi akan melaksanakan Program Peningkatan Keberdayaan
Masyarakat, Pilot Project Desa Percontohan Berbasis Informatika
Teknologi 1 Desa di setiap Kabupaten," papar Gubernur.
Sementara itu Menteri Komunikasi dan Informatika Republik
Indonesia Rudiantara menyampaikan pada tahun 2015 tercatat, 88,1 Juta
Penduduk Indonesia sebagai pengguna Internet dengan usia diatas 15
Tahun. Sedangkan Desa Broadband terpadu tahun 2016 sejumlah 500 desa.
"Untuk Prioritas yaitu desa di daerah terluar , terjauh, tertinggal dan
diperbatasan, dengan kondisi listrik dan akses telepon yang siap (3 G),"
jelas Menteri.
Diuraikannya, guna menjabarkan Program Revolusi Mental,
Kementerian Komunikasi dan Informatika membentuk Agen Perubahan
Informatika yaitu Penggerak Revolusi Mental dibidang Informatika.
Kegiatan ini dimotori oleh Relawan TIK. Diharapkan para Relawan dapat
memberi edukasi yaitu berinternet secara cerdas, kreatif dan produktif.
Selain itu dapat mempromosikan, menularkan, serta memberikan edukasi
kepada masyarakat dibidang informatika.
Narasumber lain Dian Ediana Rae memaparkan, Implementasi
Transaksi Non Tunai akan meningkatkan akses menuju perbankan dan
menyediakan layanan perbankan (Menginisasi Tab Banking).
Sehingga
masyarakat desa dapat membuat akun perbankan tanpa memasukan dokumen
fisik. Selain itu menyediakan layanan Bank seperti laporan dan
pengiriman uang serta transfer dana dalam telpon genggam yang tersambung
dengan uang elektronik dan sms.
"Dampak dari Keuangan Inklusif dan Elektronifikasi adalah
lebih efisien, praktis dan akses lebih luas. Selain itu meningkatkan
transparansi dan keamanan, meningkatkan sirkulasi uang dalam
perekonomian, perencanaan ekonomi lebih akurat," tambahnya. (Rls)