![]() |
"Jangan sampai ibarat pepatah beli kucing dalam karung," kata Koordinator FMTL itu di sela-sela konsolidasi dan diskusi Pilgub Lampung 2018 bersama organisasi massanya sambil bakar ikan di JL. dr. Harun II No.93, Kotabaru, Kota Bandarlampung, Minggu (1/10/2017).
Terlalu mahal, katanya, ongkos politik yang harus dibayar rakyat jika salah memilih pemimpin. "Kita tinggal simak saja kepribadian dan rekam jejak para calon kepala daerah. Kita pilih yang pasti-pasti saja," kata penggiat transparasi pengelolaan birokrasi, politik, dan lainnya.
Harry Kohar mengharapkan masyarakat jangan sampai salah pilih di Pilgub Lampung, 27 Juni 2018. Masyarakat Lampung pasti membutuhkan karya nyata dalam pembangunan infrastruktur dan upaya peningkatan produktivitas lahan pertanian, katanya.
Dia yakin masyarakat juga sudah muak dengan janji-janji para calon kepala daerah. Sudah sering setiap jelang pemilihan para kepala daerah, mereka yang mencalonkan diri dengan mudah ngobral janji. Namun, banyak yang setelah terpilih lupa dengan janji-janjinya, ujar Hary Kohar.
Lampung juga, menurut dia, membutuhkan kepemimpinan yang sejuk, bertangan dingin, ramah, untuk mengatasi banyak masalah. Tidak cocok lagi pemimpin yang emosional apa lagi temperamental dalam era demokratisasi paskareformasi saat ini, kata Hary Kohar.
Saat kampanye atau sosialisasi jelang pilkad, semua calon pasti tampil seramah mungkin, berusaha terlihat dekat dengan rakyat, dan mengumbar janji-janji. Biar gak salah, pilih saja yang pasti-pasti, kata Hary Kohar.
"Ingat saudara-saudaraku, jangan beli kucing dalam karung, terlalu mahal ongkosnya bagi rakyat," ujarnya. (*)