![]() | |
|
KANCAH dunia perpolitikan menuju orang nomor satu di Provinsi Lampung, semakin menunjukan eksistensinya, demi mengambil hati masyarakat dalam pertarungan perebutan calon Gubernur Lampung nanti.
Kegiatan seremonial pembangunan dan blusukan ala Presiden Jokowi dilakukan jor-joran jika para calon benar-benar akan maju, apa semua sudah terlihat jelas buktinya?? dan yang paling-paling dan paling penting plus sangat penting, tindakan kriminalitas di Lampung Tengah. ‘Mati satu tumbuh seribu’.
Kita lihat dari sisi pembangunan, dimedia sosial seperti facebook beberapa hari kemarin, akun facebook Deddy Tkms menyuarakan suara masyarakat di Kecamatan Bangunrejo diantaranya Kapung T Jaya, Sinarluas,Sinar seputih, justru tidak pernah mendapat perhatian dari sang Bupati tercinta.
Masalahnya, jalanan masih beralaskan tanah membuat warga harus ekstra berhat-hati jika melintasi jalan tersebut. “Mohon Bupati bisa memperhatikan dan memperbaiki infrastruktur jalan yang memang sangat kurang memadai hingga membuat para pengendara ekstra hati-hati dalam berkendara pastinya,” Cuitnya di facebook.
Kembali lagi ke krimnalitas..tas..tass, memang tindakan kriminalitas tanggungjawab penegak hukum yaitu pihak kepolisian. Akan tetapi letak akar permasalahannya dilingkungan serta pengaruh negatif masyarakat adalah tanggungjawab penuh seorang kepala daerah.
Apalagi sekarang masyarakat sekarang sudah pintar alias cerdas, istilah ada udang dibalik bakwan (ups..batu) jelas terlihat. Kenapa baru sekarang ini banner-banner terpampang wajah sang Bupati Lampung Tengah di Kota Tapis Berseri. Hal tersebut tentunya demi sesuatu, yaitu menggaet hati masyarakat.
Seperti halnya program ronda yang baru-baru ini dicanangkan oleh Bupati Lampung Tengah, Mustafa. Seolah sosok Mustafa ‘Macan Ronda’ lah yang terlihat didepan khalayak mempelopori kegiatan ronda. Padahal perintah itu datang dari instruksi Gubernur Lampung M Ridho Ficardo, kepada seluruh kepala daerah 15 Kabupaten/Kota se-Lampung.
Hal tersebut sesuai melalui surat keputusan nomor 3 tahun 2015, tentang pengefektifan kembali sistem keamanan lingkungan (siskamling) yang di tandatangani oleg Gubernur Lampung, M.Ridho Ficardo. Tentunya sebenarnya sangatlah jauh sebelum Mustafa menjadi pelopor ronda.
Dalam surat yang ditandatangani Gubernur tertanggal 17 April 2015 lalu, ada tiga poin yang ditekankan oleh Gubernur kepada seluruh Bupati/Walikota di Provinsi berlambang Siger ini.
Pertama, untuk meningkatkan koordinasi pengamanan lingkungan RT sampai desa/kelurahan dengan melibatkan warga masyarakat pada RT/RW masing-masing di daerah dengan mengefektifkan kembali metode Siskaming dan mewajibkan 1X24 jam untuk tamu yang menginap.
Kedua, mengingatkan warga masyarakat untuk melaporkan kepada Ketua RT dan RW maupun aparat keamanan setempat apabila ada orang tidak dikenal, ketidaklaziman, di lingkungan RT/RW, rumaha ibadat, pusat keramaian dan fasilitas umum.
Dan poin yang terakhir, Gubernur meminta agar, melaporkan langsung kepada dirinya, melalui Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Lampung pada kesempatan pertama.
Tidak sampai disitu, surat instruksi Gubernur Lampung ini juga ditembuskan ke Menteri Dalam Negeri RI, Kapolda Lampung, Korem 043/GATAM Bandaralampung, Kepala Badan Intelijen Nasional Provinsi serta kota, dan Kesbangpol Provinsi/Kota.
Dengan demikian, program ronda Mustafa, yang saat ini baru diketahui khalayak banyak. Bukanlah murni program yang dikeluarkan Bupati Lamteng/Ketua DPW NasDem Lampung itu. Melainkan, satu-satunya instruksi dari Gubernur untuk Bupati/Walikota se-Lampung, demi terciptanya kemanan dan kenyamanan.
Jika kita menelisik lebih jauh, perusahaan yang berdiri di wilayah Lampung Tengah, tentunya di dominasi oleh perusahan besar, bahkan angka penggangguran menjadi sangat krusial?? Hampir satu dasawarsa upah minimum di tingkat Kabupaten Lampung Tengah selalu diperingkat yang terendah. Meskipun masyarakat tidak menganggur tetapi bekerja dengan gaji rendah. Ckckckc!!
Index pembangunan manusia di Lampung Tangah, baik harapan hidup masyarakatnya, serta pendidikan dan standar hidup. Sangatlah jauh dari harapan kita semua. Justru yang lebih terbukti meningkatkan kesejahtaraan masyarakat di dominasi Kota Metro, Pringsewu serta Kota Bandarlampung.
Selama kepemimpinannya menjadi orang nomor satu di Lampung Tengah, justru belum ada hasil dalam hal pembangunan maupun memperbaiki kesejahteraan masyarakat secara luas.??
Tentunya kita lihat saja gebrakan-gebrakannya lagi suatu saat nanti. Akankah semakin seru atau menjadi saru. (Rosid)