 |
Tema ini menunjukkan betapa pentingnya kuantitas dan kualitas air yang cukup akan dapat mengubah kehidupan dan mata pencaharian pekerja, masyarakat, ekonomi, dan negara.
Dalam rangka memperingati rangkaian Hari Air Sedunia, Himasylva UNILA bekerjasama dengan Coca-Cola Amatil Indonesia, Persatuan Sarjana Kehutanan Indonesia (Persaki) - Lampung, Pusat Penelitian Pesisir dan Kelautan UNILA, Lampung Underwater Community, CSR Forum Lampung, Forum Pendidik Sukanegara dan warga pesisir di Ketapang binaan Mitra Bentala, menggelar peringatan tersebut pada hari Sabtu, 26 Maret 2016 di Pulau Mahitam.
Kegiatan ini dirangkai mulai dari penanaman mangrove, bersih pesisir dan fun walk mengelilingi walk track Pulau Maitem seluas 36 hektar di Teluk Lampung diikuti oleh jajaran pimpinan Coca-Cola Amatil Indonesia di Southern Sumatera Operation.
Kristy Nelwan, Head of Corporate Communications - Public Affairs and Communications ( PAC ) CCAI dalam siaran persnya menyampaikan, Hal ini penting untuk membangun kesadaran dan keterikatan dalam setiap tim di Coca-Cola Amatil Indonesia akan pentingnya pemanfaatan air secara bijak.
Coca-Cola Amatil Indonesia Lampung tahun ini telah berhasil meraih 2 dari 4 predikat pabrik CCAI terbaik di Indonesia, salah satunya sebagai “ BEST WATER USAGE“, air bagi kami adalah bahan baku sebagai sumber penghidupan, yang membuat kami bisa terus berkarya menghasilkan produk dengan kualitas baik dibawah pengawasan ketat untuk bisa dinikmati manfaat kesegarannya oleh setiap konsumen di seluruh pelosok negeri.
“Karenanya kami harus lebih bijak dalam mengelola air dilingkungan tempat dimana kami beroperasi agar mampu mewujudkan keberlanjutan “ Terangnya.
Kegiatan peringatan Hari Air Sedunia di Pulau Maitem ditutup dengan diskusi terbuka mengenai pentingnya air bagi setiap sendi kehidupan. Tentunya tema ini mengajak kita semua untuk mampu mengatur penggunaan air bersih secara bijak, untuk masa depan tanpa harus berhenti berkarya.
Hutan mangrove merupakan tipe hutan di daerah pasang surut air laut (terutama di pantai yang terlindung, laguna, dan muara sungai) berair payau, yang terdapat di sepanjang garis pantai tropis sampai sub tropis. Salah satu fungsi pentingnya adalah kemampuan dalam mengendalikan intrusi air laut sehingga keberadaannya menjadi sangat vital bagi masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir.
Kemampuan hutan mangrove dalam mengendalikan intrusi air laut sangat membantu masyarakat pesisir dalam penyediaan air tawar untuk kebutuhan hidupnya. Bagi masyarakat pesisir mendapatkan manfaat atas ketersediaan air tawar untuk kehidupan pertaniannya.
Selain itu, keberadaan hutan mangrove menjadi berkah, karena keberadaannya menjadi tempat berbagai ikan, udang, kerang dan biota laut lainnya dalam mencari makan, memijah, dan berkembang biak. Dengan demikian, keberadaan hutan mangrove yang terjaga dengan baik dapat menyediakan kuantitas dan kualitas air yang cukup bagi kehidupannya. Bahkan mampu mengubah masyarakat dan ekonomi wilayah pesisir menjadi lebih baik.
Terkait dengan tema Hari Air Se-Dunia tahun 2016 “ Air dan Pekerjaan” (Water and Jobs), maka ketersediaan sumberdaya air bagi masyarakat pesisir dapat terjawab. Demikian pula dengan sikap bijak kita dalam memanfaatkan air dan pelestarian sumberdaya air.
“Ini merupakan ajakan kepada seluruh masyarakat, karena air merupakan kebutuhan pokok kita semua. Air untuk kita dan generasi yang akan datang,” Pungkas, M.D.Wicaksono, Ketua Persaki Lampung. (*).
