![]() |
Dery Hendryan, Ketua Komisi Informasi Provinsi Lampung |
“Tidak usah keras kepala, dan tidak usah kamu sembunyi, Saya tau posisi kamu itu dimana, saya habisi kamu”
Begitulah pesan singkat yang diterima Dery Hendryan, dikala dirinya baru beranjak dari tempat tidurnya sekitar pukul enam pagi, saat dirinya melihat (Short Message Service) SMS. Di Handphone yang di genggamnya.
Bahkan saat itu, dirinya dan keluarganya merasa lebih baik mengungsikan dari kediamanya. Untuk mengantisipasi keselamatan keluarganya, bahkan pekerja yang berada dirumahnya turut merasakan ancaman dikala dirinya mengungsi dari satu hotel ke hotel lainya.
“Bahkan waktu subuh, pernah beberapa orang yang tidak dikenal mendatangi rumah saya, menggedor pagar dengan paksa, mungkin mengira saya berada di dalam rumah” Terang Ketua Komisi Informasi Provinsi Lampung, Dery Hendryan (40), mengawali cerita pengalaman hidup yang paling berat dirasakannya kepada Surat Kabar Harian Fajar Sumatera, diruang kerjanya, Rabu (3/2).
Kala itu situasi yang begitu pelik saat dirinya menjadi ketua KPU Pesawaran tahun 2010, seakan menyudutkan dirinya karena KPU pesawaran dianggap tidak mengikuti apa yang menjadi harapan dari Stakholder pilkada, seperti Gubernur, kemudian KPU Pusat dan Pj.Bupati pesawaran. Sementara dirinya sebagai ketua umum KPU pesawaran hanya dibackup oleh DPRD pesawaran.
Peserta pilkada yaitu partai politik yang mengusung calon, menyebabkan dirinya didemo oleh warga dirumahnya pribadinya, padahal menurutnya undang-undang menyebut tidak diperbolehkan melakukan aksi demo dirumah. sehingga kekhawatiran yang dirasakan dirinya, berimbas pada istri dan anaknya.
Bahkan menurutnya sampai situasi yang semakin memanas, dirinya dipaksa untuk mundur dari kursi jabatanya sebagai ketua KPU pesawaran. Dengan penuh keyakinan bahwa dirinya tidak menyimpang dari jabatanya sebagai ketua KPU Pesawaran. Dirinya berani melawan semua yang menentang. Karena di anggap tidak dapat mengemban situasi KPU yang kala itu sedang berlangsung Pilkada kepala daerah Bupati di Pesawaran tahun 2009-2010.
“Saya tidak bersalah, jadi saya pantang untuk mundur” Tegasnya.
Menurutnya, Dalam menjalani masa-masa yang menurutnya paling berat dirasakanya. Bernaung di badan publik, menurutnya dibadan publik memang harus menanggung resiko yang akan di rasakan secara langsung. Dari berbagai macam persoalan masalah yang berhubungan dengan badan publik.
Seperti yang di katakannya, jika kita sudah mengambil posisi di badan publik, apapun kondisinya, yang jelas harus banyak mendengarkan aspirasi dan masukan dari publik, oleh sebab itu, salah satu institusi yang di harapkan oleh publik untuk mengawal proses berbangsa dan bernegara ya memang di badan publik, kepercayaan terhadap institusi yang lainnya dari badan publik yang memiliki tugas ekstra.
Dapat di harapkan lebih, Karena orang yang ada dibadan publik mempunyai tanggung jawab yang lebih karena badan publik yang dijalankan memang suatu amanah menurut undang-undang terutama dalam undang-undang keterbukaan informasi publik.
Apalagi badan publik memang harus tahan dengan kritikan dan lebih banyak mendengarkan aspirasi dari apa yang di keluhkan dan apa yang menjadi keinginan publik.
“Itulah resikonya, dan kita harus siap jika kita menerima kritikan” Katanya.
Menurutnya dalam hidup kita harus menjadi seorang yang profesional, baik itu dalam situasi yang pelik sekalipun. Profesionalisme itu penting, dan itu berlaku pada diri seorang pemimpin.
“Profesional dalam situasi apapun., Dan itu yang terpenting.” Tutupnya.(JBT).
BIODATA
Nama: Dery Hendryan,S.I.P., S.H., M.H.,
TTL : Tanjungkarang, 13 january 1976
Istri : Melisa, S.H., M.H.,
Anak : Fatih Naswha Putri Hendryan
Pendidikan Formal
- SD Budi bakti Persit Tanjungkarang (1989)
- SMPN 5 Tanjungkarang (1992)
- SMAN 3 Tanjungkarang (1995)
- S1 Ilmu Pemerintahan FISIP Unila (2002)
- S1 Ilmu Hukum Fakultas Hukum UTB (2010)
- S2 Ilmu Hukum Fakulltas Unila (2004)
Pendidikan Mediator Pasca sarjana UGM
Pengalaman Kerja
- Koordinator relawan pemantau pemilu UNFREL (1999)
- Anggota KPU kabupaten lampung selatan (2003-2008)
- Ketua KPU Kabupaten Pesawaran (2008-2014)
- Ketua Komisi Informasi Provinsi Lampung (2015-2019)
- Reporter Magang SKM Teknokra, UKPM Teknokra Unila (1997)
- Sekertaris umum BPM Fisip Unila (1997-1998)
- Tim karateker SMPT Unila (1998-1999)
- Gubernur BEM Fisip Unila (1999-2000)
- Koordinator Nasional ILMISPI (Ikatan lembaga mahasiswa Ilmu PolitikSosial Politik Se-Indonesia (1999-2000)
- Ketua SAPMA (Satuan Pelajar dan Mahasiswa) Pemuda Pancasila Provinsi Lampung (2001-2003)
- Wakil sekertaris DPD KNPI provinsi lampung (2002-2005)
- Sekertaris BPSDM PDK KOSGORO Provinsi Lampung (2007-2012).
- Ketua bidang organisasi & DPC Peradi Bandarlampung.