728x90 AdSpace

Latest News
Senin, 15 Februari 2016

Kisah Haru Siswi Yang Menggetarkan Hati

Ilustrasi
Pihak sekolah menengah atas Putri di kota Shan’a’, merupakan ibu kota Yaman menetapkan kebijakan adanya pemeriksaan mendadak bagi seluruh siswinya didalam kelas.

Sebagaimana ditegaskan oleh salah seorang pegawai sekolah, bahwa pemeriksaan itu bertujuan merazia barang-barang yang dilarang dibawa ke dalam sekolah, seperti : telepon genggam yang dilengkapi dengan kamera, foto-foto, surat-surat, alat-alat kecantikan dan lain sebagainya.


Memang tugas yang seharusnya dilakukan sebuah lembaga pendidikan sebagai pusat ilmu bukan untuk hal-hal yang tidak baik. Lantas pihak sekolah pun melakukan sweeping diseluruh kelas dengan penuh semangat. Mereka keluar kelas, masuk kelas lain.

Sementara tas para siswi terbuka dihadapan mereka. Tas-tas tersebut tidak berisi apapun melainkan beberapa buku, pulpen, dan peralatan sekolah lainnya. Semua kelas sudah dirazia, hanya tersisa satu kelas saja. Dimana kelas tersebut terdapat seorang siswi yang akan dikisahkan seperti dikutip dari majalah islam Internasional Qiblati.
 

Seperti biasa, dengan penuh percaya diri tim pemeriksa masuk ke dalam kelas. Mereka lantas meminta izin untuk memeriksa tas sekolah para siswi disana. Pemeriksaan pun di mulai.

Di salah satu sudut kelas ada seorang siswi yang dikenal sangat tertutup dan pemalu. Ia juga dikenal sebagai seorang siswi yang berakhlak sopan dan santun. Ia tidak suka berbaur dengan siswi-siswi lainnya, bahkan dirinya lebih suka menyendiri, padahal ia sangat pintar dan menonjol dalam belajar.


Ia memandang tim pemeriksa dengan pandangan penuh ketakutan, sementara tangannya berada didalam tas miliknya, Semakin dekat gilirannya untuk diperiksa, semakin tampak raut takut pada wajahnya. Tidak lama kemudian tibalah gilirannya untuk di periksa.


Dia terus memegangi tasnya dengan kuat, seolah mengatakan demi Allah kalian tidak boleh membukanya ! Kini giliran tas miliknya diperiksa.
 

“Buka tasmu wahai putriku..” Tanya tim pemeriksa.

Siswi tersebut memandangi pemeriksa dengan pandangan sedih, ia pun masih meletakkan tasnya dalam pelukanya erat-erat.
 

“Berikan tasmu..” Yakinnya lagi, agar tas yang dipeluk erat si siswi dapat diraihnya.

Maka siswi tersebut menoleh dan menjerit,  “Tidak…tidak…tidak..” Tolak siswi.

Perdebatan pun terjadi sangat tajam antara siswi dengan team pemeriksa.
 

“Berikan tasmu..” Sedikit memaksa.

“Tidak!!” Sang siswi masih bersikeras dengan tidak memberikan tasnya kepada pemeriksa.


“Berikan..” Paksa pemeriksa, agar sang siswi tersebut memberikan tasnya.


“Tidak!!” jawab siswi semakin tidak memberikan tas yang masih di peluknya.


Keributan pun terjadi dan tangan mereka saling berebut. Sementara tas tersebut masih dipegang erat dan para pemeriksa belum berhasil merampas tas dari tangan siswi tersebut karena ia memeluknya penuh dengan kekuatan.
 

Spontan saja siswi itu menangis sejadi-jadinya. Siswi-siswi lain terkejut. Mereka melotot. Para guru yang mengenalnya sebagai seorang siswi yang pintar dan disiplin (bukan siswi yang amburadul), mereka terkejut melihat kejadian dikelas.

Karena merasa ada yang aneh akan penolakan dari siswinya, maka pemeriksa tidak memaksakan untuk meraih tas yang masih berada dalam pelukan oleh siswinya. 

"Apa sebenarnya yang ada dalam tas miliknya ini, sehingga bersikeras tidak memberikan tasnya" Gumam pemeriksa.

Suasana kelas yang semula gaduh oleh sang siswi yang enggan memberikan tasnya, tiba-tiba berubah menjadi hening.

“Ya Allah, apa sebenarnya yang terjadi dan apa gerangan yang ada di dalam tas siswi tersebut. Apakah mungkin siswi ini..?? “ Batin petugas merasa ada keganjilan dari isi tas yang masih di genggam siswi tersebut.

Setelah berdiskusi ringan, tim pemeriksa sepakat untuk membawa sang siswi ke kantor sekolah, dengan syarat jangan sampai perhatian mereka terkecoh olehnya dengan membuang sesuatu dari dalam tasnya sehingga bisa terbebas begitu saja.


Mereka pun membawa siswi tersebut dengan penjagaan yang ketat dari tim pemeriksa dan para guru serta sebagian siswi lainnya. Siswi tersebut kini masuk ke ruangan kantor sekolah, sementara air matanya mengalir deras.
 

Dirinya terus memperhatikan orang-orang disekitarnya dengan penuh kebencian, karena mereka akan mempermalukannya didepan umum.

Karena perilakunya selama satu tahun ini baik dan tidak pernah melakukan kesalahan dan pelanggaran, maka kepala sekolah menenangkan hadirin dan memerintahkan para siswi lainnya agar membubarkan diri. Dengan penuh santun, kepala sekolah juga memohon agar para guru meninggalkan ruangannya sehingga yang tersisa hanya para tim pemeriksa dan kepala sekolah.

Kepala sekolah berusaha menenangkan siswi malang tersebut. Lantas bertanya padanya, “Apa yang engkau sembunyikan didalam tasmu  wahai putriku..?” tanya kepala sekolah.

Dalam sekejap siswi tersebut simpati dengan kepala sekolah dan membuka tasnya, dan menunjukan isi yang ada didalam tasnya, dengan penuh tanda tanya, sang kepala sekolah menyakinkan perihal isi didalam tasnya.

“Ya Allah, apa sebenarnya benda tersebut, dan kenapa banyak sekali potongan roti berada di dalam tasmu wahai putriku?” Kepala sekolah memastikan.

Setelah mengorek informasi lebih dalam perihal roti yang berada didalam tasnya. Maka setelah merasa tenang, siswi itu menjelaskan kepada kepala sekolah yang dihormatinya.
 

“Sisa-sisa roti ini adalah sisa-sisa dari para siswi yang mereka buang di tanah, lalu aku kumpulkan, kemudian aku makan dari sebagian roti itu, maka sebagian sisanya kuberikan kepada keluargaku. Ibu dan saudari-saudariku di rumah, karena keluargaku tidak memiliki sesuatu untuk mereka santap, di siang dan malam setidaknya cukup untuk dimakan oleh keluargaku walau hanya sisa-sisa dari roti ini. Aku tidak punya kerabat dan tidak ada yang peduli pada keluargaku.” Tutur siswi, berkaca kaca.

“Inilah yang membuat aku menolak untuk membuka tas, agar aku tidak dipermalukan dihadapan teman-temanku dikelas, yang mana mereka akan terus mencelaku di sekolah, sehingga memungkinkan hal tersebut menyebabkan aku tidak dapat lagi meneruskan pendidikanku karena diriku merasa malu. Maka aku mohon maaf sekali kepada bapak atas semua perilaku diriku yang tidak sopan..” Tuturnya merasa bersalah.


Kontan saat itu juga, semua yang hadir menangis sejadi-jadinya, bahkan tangisan mereka berlangsung cukup lama dihadapan siswi yang mulia itu.(JBT).
Item Reviewed: Kisah Haru Siswi Yang Menggetarkan Hati Rating: 5 Reviewed By: Unknown