
Pasalnya, Warga merasa terganggu dengan suara Azan yang tidak selayaknya dikumandangkan disaat waktu menjelang tengah malam, Maka warga berbondong bondong mendatangi Mushalla didampingi pula oleh Pak RT setempat.
Sebelumnya memang warga setempat sudah hapal siapa suara Azan yang berkumandang pada pukul sepuluh malam ini, karena warga merasa ada kejanggalan. Maka warga dan didampingi Pak RT mendatangi Mbah Sadi ke Musholla, untuk melakukan protes karena merasa terganggu, seperti dikutip group facebook Hallo Samarinda.
Meskipun usia Mbah Sadi sudah menginjak kepala Tujuh, tidak membuat suara Azannya tak lantang, belum lagi dibantu dengan pengeras suara melalui Toa Musholla. Maka semakin keras suara yang di dengar oleh warga.
Ketika warga dan pak RT sudah sampai di Musahalla, Mbah Sadi baru selesai Azan dan sedang mematikan Sound Systemnya.
Maka Pak RT yang saat itu ikut bersama-sama dengan warga ke Mushalla, menanyakan perihal kenapa Mbah Sadi melakukan Azan pada saat malam pukul 22:00 WITA, Apalagi sebagian warga berfikir apa mungkin Mbah Sadi sudah mulai pikun atau Gila.
“Mbah tahu ga, jam berapa sekarang” Tanya Pak RT
Selepas Pak RT bertanya kepada Mbah Sadi, maka warga yang datang bersama sama mengampiri Mbah Sadi ikut bertanya juga.
“Adzan apa jam segini, Jangan-jangan Mbah sudah ikut aliran sesat,” sambar Roso salah satu warga
“Ah, dasar Mbah Sadi sudah Gila, Kalau nggak gila, mana mungkin Adzan jam segini.” Timpal warga lain.
Selepas warga puas melakukan protes kepada Mbah Sadi didalam Musholla, bahkan sampai Mbah Sadi dibilang Gila, maka dengan tenang Mbah Sadi balik bertanya kepada warga yang saat itu seakan menghakiminya karena merasa terganggu, karna ulah Mbah Sadi Azan pukul sepuluh malam.
“Kalian ini, Tadi waktu saya Adzan Isya, tidak seorang pun yang datang ke Musholla. Sekarang saya adzan jam 10 malam, kalian malah berbondong-bondong datang ke Mushalla. Kalau begitu siapa yang gila.” Ucap Mbah Sadi balik bertanya.
Seolah serasa ditampar, warga yang sebelumnya Protes keras karena ulah Mbah Sadi Azan jam 10 malam, secara perlahan membubarkan diri dan menjauh dari hadapan Mbah Sadi tanpa berani menatap matanya.