
Guru besar pecak silat Keratuan Lampung, Toni M Zakaria mengatakan bahwa, Pencak Silat Keratuan
Lampung, yang dimiliki oleh Provinsi Sai
Bumi. merupakan bukti kekayaan warisan budaya dari leluhur yang harus di
lestarikan. Senin (30/11)
"Lampung ini kaya akan budaya, makanya kita ciptakan Seni Pencak Silat Keratuan Lampung. Setiap gerakan yang ada di sini juga mengandung makna dan filosofi untuk manusia umum. Salah satunya diajarkan gerakan sangat cepat, supaya manusia cepat bisa berfikir, bergerak, dan berubah keadaannya dengan cepat," terangnya, saat ditemui media di gedung DPRD Lampung.
Toni menceritakan, dulu pencak silat dijadikan sebagai alat utama untuk melawan penjajah yang menguasai Lampung. Kini pencak silat selain ilmu beladiri, dijadikan juga sebagai acara pernikahan dan acara acara adat.
“Pencak silat lampung biasanya hanya digunakan untuk acara penting, seperti pernikahan adat, atau acara adat,” katanya.
Menurutnya, dalam seni pencak silat keratuan lampung, para kesatria diajarkan untuk tidak sombong. Di balik sikap yang penuh keberanian dan kesatria itu, dasarnya adalah akhlak yang baik (akhlakul karimah) sehingga setiap pesilat menjadi pesilat yang rendah hati (tawadhu).
“Dalam silat Keratuan Lampung ini, kita menekankan seni budayanya disamping memiliki gerakan-gerakan untuk beladiri. Dalam jurus silatnya pun, memiliki makna dan filosofi kehidupan sehari-hari,” terangnya.
Ditambahkanya, Anggota pencak silat Keratuan Lampung pun tak tanggung-tanggung, seluruh satpol PP di Bandar Lampung, pernah belajar disana. Tidak hanya itu, beberapa kabupaten kota juga sudah memiliki cabang pencak silat keratuan lampung.
"Untuk anggota sekarang sudah menjadi, sebagian provinsi sudah ada sebagian, Lamteng, Pesawaran, Tanggamus, Lampura, Timur, Lamsel, Kota Bandar Lampung," katanya.
Toni mengatakan, dalam waktu dekat, keratuan lampung akan mengelar deklarasi kepengurusan. Beberapa anggota DPRD ikut didalam kepengurusan.
“Om, M Junaidi akan ditunjuk sebagai ketua umum Seni Pencak Silat Keratuan Lampung,” katanya.
"Lampung ini kaya akan budaya, makanya kita ciptakan Seni Pencak Silat Keratuan Lampung. Setiap gerakan yang ada di sini juga mengandung makna dan filosofi untuk manusia umum. Salah satunya diajarkan gerakan sangat cepat, supaya manusia cepat bisa berfikir, bergerak, dan berubah keadaannya dengan cepat," terangnya, saat ditemui media di gedung DPRD Lampung.
Toni menceritakan, dulu pencak silat dijadikan sebagai alat utama untuk melawan penjajah yang menguasai Lampung. Kini pencak silat selain ilmu beladiri, dijadikan juga sebagai acara pernikahan dan acara acara adat.
“Pencak silat lampung biasanya hanya digunakan untuk acara penting, seperti pernikahan adat, atau acara adat,” katanya.
Menurutnya, dalam seni pencak silat keratuan lampung, para kesatria diajarkan untuk tidak sombong. Di balik sikap yang penuh keberanian dan kesatria itu, dasarnya adalah akhlak yang baik (akhlakul karimah) sehingga setiap pesilat menjadi pesilat yang rendah hati (tawadhu).
“Dalam silat Keratuan Lampung ini, kita menekankan seni budayanya disamping memiliki gerakan-gerakan untuk beladiri. Dalam jurus silatnya pun, memiliki makna dan filosofi kehidupan sehari-hari,” terangnya.
Ditambahkanya, Anggota pencak silat Keratuan Lampung pun tak tanggung-tanggung, seluruh satpol PP di Bandar Lampung, pernah belajar disana. Tidak hanya itu, beberapa kabupaten kota juga sudah memiliki cabang pencak silat keratuan lampung.
"Untuk anggota sekarang sudah menjadi, sebagian provinsi sudah ada sebagian, Lamteng, Pesawaran, Tanggamus, Lampura, Timur, Lamsel, Kota Bandar Lampung," katanya.
Toni mengatakan, dalam waktu dekat, keratuan lampung akan mengelar deklarasi kepengurusan. Beberapa anggota DPRD ikut didalam kepengurusan.
“Om, M Junaidi akan ditunjuk sebagai ketua umum Seni Pencak Silat Keratuan Lampung,” katanya.
Sementara itu, M Junaidi mengatakan, Perguruan Silat Keratuan Lampung harus menjadi contoh yang baik dari beragam perguruan silat yang ada di Bumi Ruwa Jurai, sehingga perguruan silat di Lampung bisa dipersatukan.
“Sikap kesatria dan keberanian yang ada di dalam diri setiap pesilat bukanlah untuk menjadikan pesilat sombong,” katanya.
Menurut Adi-sapaan akrab anggota komisi III ini, Perguruan Keratuan Lampung sejak awal berdirinya sudah menjalin hubungan baik dengan semua perguruan silat dan masyarakat di sekitarnya. Perguruan ini pun dengan mudah bisa diterima di tengah-tengah Kecamatan Rajabasa.
“Karena sejak awal sudah menjalin hubungan dengan baik, Keratuan Lampung bisa membawa diri di tengah-tengah masyarakat,”katanya.
Ia berharap, semua pihak bisa mendukung silat bercorak budaya Lampung tersebut. Dia juga berharap pemerintah dan pengusaha di Lampung pun bisa mendukung dan membantu kemajuan budaya Lampung melalui perguruan Keratuan Lampung.
“Kami berharap semua masyarakat bisa mendukung kegiatan ini. Dengan bergabung dan mengikuti perguruan Keratuan Lampung, maka sudah membangun salah satu budaya Lampung juga,” katanya. (TB/JBT)